Kamis, 15 Mei 2008

Parah????????

"1-10, berapa tingkat keparahannya??"
"11."
"haaah???betulan????"
"iya, parah sekali"


bangun pagi dengan shalat subuh jam 06.47, agak berat rasanya membawa badan ini beranjak dari pembaringanku untuk melakukan kewajibanku sebagai makhlukNYA...
dan mengingat komitment yang kubuat tempo hari.
Aku harus berubah..

Dengan sisa sisa tenaga begadang sampai jam 4 tadi pagi..
akhirnya ku berhasil beranjak dan melakukan kewajibanku. Agak miris memang melihat prilakuku yang tak bergerak ke arah yang lebih baik.

Setelah melakukannya, ku berhasil melanjutkan tidurku.Sedang lelap-lelapnya tertidur, akhirnya harus terbangun oleh teriannya untuk melakukan apa yang harus aku lakukan sebagai anaknya.
Iya ma....

Karena sudah terlalu melek untuk melanjutkan tidur, akhirnya ku putuskan untuk beranjak dan mencuci muka dan gigi.
Hebatnya, karena di tengah proses cuci muka dan gigi itu,
ku putuskan untuk mandi pagi.
Hahahaha
Hal yang amat sangat jarang kulakukan ketika hari libur. Sama jarangnya dengan keputusan untuk stay at home pada saat libur seperti ini.

saat melakukannya, sudah ada dalam benakku untuk memberi tahunya apa yang terjadi pada diriku pagi ini.
Sayang, harus sedikit tertunda karena pulsa yang tak ada.
Hehehehhehe...

Ternyata semuanya berjalan dengan baik. saat sampai di kamar, ternyata dirinya menelpon.
Senangnya mengetahui diri masih berusaha menghubungiku di sela waktu bekerjanya.

Dengan banyak pembicaraan dan berita soal keanehanku pagi ini, sampailah pada percakapan itu.
Percakapan yang kemudian berhasil membuatku terhenyak dan berpikir separah apa yang akan ku ketahui nanti????

"Dak semangatnya kawe ini pagi."
"Terlambat, dak sempat sarapan karna yang biasa bawkaan sarapan terlambat juga, dan membawa beban pikiran tentang apa yang harus abang kasihtahu ade nanti kalo pulang."
"Takut kalo semuanya akan berubah."

Apa yang akan kudengar???
kok malah sesak yaaa????
Padahal aku yang memintanya menceritakan semuanya.
Berarti, aku harus siap dengan semua konsekuensi yang terjadi kelak.



Berharap bahwa komitment yang kita buat tidak akan berubah walaupun membayangkannya saja, sanggup membuat hati ini tidak jelas, sanggup membuatku kembali berpikir untuk mendengarkannya.
Tetapi, semuanya sudah terlalu jauh untuk dihentikan...

Apapun itu, kuberusaha untuk SIAP..
Karena akupun tak sempurna....

Sungguh tak sabar menantimu pulang dan menceritakan semuanya padaku.




Tidak ada komentar: