Jumat, 23 Mei 2008

MACEEEEET

MACEEEEEET……………………..

Tadi malam setelah selesai mengikuti pelatihan Gradient, saya numpang mobilnya Candra. Rencananya mau sampai rumahnya Echa yang juga salah satu teman saya dijalan S.Saddang untuk kemudian lanjut pulang kerumahku. Mungkin memang sedikit terdengar lebih bribet. Karena untuk sampai kerumahku yang berada di sekitar jalan Rajawali, saya harus nyambung pete-pete (angkutan kota) dengan terlebih dulu berjalan kaki. Atau naik becak yang tidak perlu berjalan kaki tetapi cost yang dikeluarkan sedikit berlebih. Dengan pertimbangan bahwa perjalannya akan lebih menyenangkan, maka dengan senang hati saya memilih untuk numpang di mobilnya Candra bersama teman dan senior serta seorang pemateri dlm pelatihan tadi, namanya kak Kuku.

Perjalananpun dimulai, dengan rute Kampus-PK-Tello-Abd. Sirua-Pengayoman-S.Saddang, maka perjalanan itupun kami mulai. Waktu keluar dari kampus, jalanan sudah mulai terlihat. Bukan malam minggu saja, jalanan Perintis Kemerdekaan (PK)ini selalu macet. Apalagi tadi, malam minggu. Macet di jalan PK bisa teratasi cukup dengan sedikit bersabar maka kita bisa melanjutkan perjalanan. Tetapi, apa yang menunggu kami di depan ternyata lebih parah. Macet itu dimulai atau lebih tepatnya kami sadari parah saat kami berada di perempatan lampu merah jalan Abd. Dg Sirua-Tembusn borong dgn SMA 5. Macetnya benar-benar parah karena, jika kami perkirakan (karena sempat menjadi bahan diskusi kami di mobil) Selama setengah jam kami berada di jalan, mungkin mobil yang kami tumpangi hanya bergerak sekitar semester saja. Macet yang benar-benar parah.

Sesemrawut itukah lalu lintas kota Makassar sekarang???Padahal banyak pembangunan jalan di mana-mana. Yang cukup membuat kami dongkol adalah., ditengah kesemrawutan lalu lintas tersebut, tidak ada sama skali aparat yang turun ke jalan untuk melancarkannya. Mungkin mereka sedang ada di jalan poros Urip-Pettarani yang juga menjadi titik kemacetan. Tapi sadarkah mereka bahwa jalan yang sedang kami jalani ini jauh lebih parah daripada jalan yang mereka jaga???Hal ini dikarenakan karena kondisi jalan yang sangat sempit dengan masing 2 jalur untuk arah yang berlawanan, dan penyebab utamanya karena sifat egois para pengguna jalan. Kalau harus diandaikan, mending tidak usah menggunakan lampu lalu lintas saja. Toh, ia menjadi tidak berguna karena para pengguna jalan lebih mementingkan ego untuk cepat sampai ke tujuan mereka. Motor-motor nyalip kanan kiri. Marka jalan malah diacuhkan, jalur yang seharusnya berlawanan arah malah menjadi searah dan mandek di depan lampu merah. Titik temu perempatan tersebut.

Setelah menunggu sekian lama, akhirnya kami dapat melanjutkan perjalanan setelah adanya beberapa bapak yang peduli dan berusaha menjadi ‘polisi dadakan’ untuk mengatur lalu lintas tersebut. Dengan susah payah mereka berusaha untuk membuat semuanya berjalan dengan baik walaupun macet di ke empat ruas jalan tersebut benar-benar parah.

Tetapi sepertinya masyarakat Makassar sudah mulai sedikit terbisa dengan segala kemacetan yang ada. Sudah menjadi bagian dai perjalan, mungkin. Karena itu, mereka pun sudah mulai mengatur waktu dan menghindari jam serta jalan-jalan yang sekiranya akan mengakibatkan macet.

Kalau boleh kita menerka-nerka. Kira-kira apa ya penyebab kemacetan tersebut????

Perbaikan beberapa ruas jalan kota Makassar??

Atau tnyata memang kepemilikan kendaraan masyarakat kota Makassa semakin menggila??

Dan egois merasa bahwa hanya dia yang butuh perjalanan yang cepat dan tidak macet, sehingga menghalalkan jalan yang seharusnyah belum atau bahkan tidak bisa digunakan untuk melintas???

Padahal kalau saja kita mau bersama-sama sedikit bersabar dan menaati rambu-rambu yang ada, pasti kemacetan itu dapat teratasi (InsyaAllah). Tetapi, sepertinya itu hanya akan menjadi khayalan indah tentang hidup berdampingan dan saling menghargai yang bahkan, sangat jarang kita temui saat ini. Semoga kita bisa memulainya dari diri kita sendiri.

Minggu, 13 Aprl 08, 03.40pm

Tidak ada komentar: